Hamdan wasyukaran lillah marilah kita persembahkan kepada Allah. Allah yang telah menanamkan nilai-nilai keimanan dan menumbuhkan semangat keislaman di dalam diri kita sehingga kita dapat melaksanakan aktivitas dakwah.

Shalawat dan taslim marilah kita peruntukkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, Rasul yang telah bersabda yang maksudnya ilmu adalah kunci kesuksesan. Maka materi qultum yang akan saya sampaikan berjudul:

DESAIN KEILMUAN DALAM ISLAM

Perintah yang pertama-tama di turunkan oleh Allah adalah perintah memperkaya diri dengan ilmu pengetahauan itulah makna beriqra sebagaimana firman Allah yang berbunyi:

اقــرأ بــســم ربـك الـدي خـلـق

Yang artinya:

Bacalah dengan menyebut nama tuhammu yang menciptakan.

Menurut ulama perintah ber اقــرأ dalam ayat ini tidak disebutkan objek bacaannya, sehingga yang diperinahkan untuk dibaca adalah objek bacaan secara umum, baik ilmu agama maupun ilmu umum. Namun, menurut teori keilmuan dalam Islam, objek bacaan hanya satu. yaitu ayat-ayat Allah yang pada garis besarnya terdiri atas ayat-ayat qauliyah yang terhimpun dalam muhzab Alquran, dan ayat ayat kauniyah yang terhampar dalam alam semesta. Dengan demikian, kita diperintahkan untuk memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan. Namun, seluruh ilmu pengetahuan yang dipelajari hendaknya dapat menumbuhkan nilai-nilai keilahian dalam diri kita untuk bertakarrub ilallah. Sehingga semakin dalam pengetahuan seseorang semakin dekat kepada Allah, semakin mantap ibadahnya, dan semakin santung budi pekertinya. Itulah makna بــســم ربـك . Selanjutnya, kita diperintahkan untuk memperkaya diri dengan keterampilan sebagai modal berkarya, itulah makna. الـدي خـلـق

Jadi, setiap orang Islam dituntut agar senantiasa memperkaya akalnya dengan ilmu pengetahuan, mengisi hatinya dengan nilai-nilai keimanan, serta mengembangkan potensi kekaryaan dengan memperkaya diri berbagai keterampilan.

Menurut prof. Dr. H.M. Suhudi Ismail ketiga potensi dalam diri manusia yaitu akal sebagai potensi keilmuan, hati sebagai potensi keimanan, dan organ tubuh sebagai potensi berkarya, hendaknya dikembangkan secara berimbang. Karena kapan salah satu potensi diabaikan akan terjadi kepincangan hidup dikalangan umat Islam.

Misalnya potensi keilmuan dikembangkan dengan memperkaya ilmu pengetahuan, tetapi mengabaikan potensi keimanan maka akan melahirkan ilmuan yang sekuler dan krisis ketenagan jiwa.

Sebailknya apabila potensi keimanan dikembangkan dengan mengabaikang potensi keilmuan maka akan melahirkan agamawan yang panatik tetapi kakuh. Atau mengembangkan potensi keimanan dan mengabaikan potensi kekaryaan maka akan merajalela kemiskinan dikalangan umat Islam.

Intinya:

kembangkanlah potensi keilmuan, keimanan, dan kekaryaan secara beribang, menuju kepada ilmu amaliyah, dan amal yang imaniah, agar seluruh aktivitas kita bernilai ibadah.

Hadanallah wa iyakum ajmain

Wassalamu alaikum wr. Wb